Sabtu, November 24, 2012
Putra Mahkota Norwegia Sambangi Indonesia
Kedatangan Putra Mahkota Norwegia akan membicarakan tentang isu-isu regional dan global
Putra Mahkota Norwegia Pangeran Haakon Magnus akan melakukan kunjungan ke Indonesia pada 25-29 November untuk membahas peningkatan kerja sama kedua negara.
Pernyataan pers dari Kantor Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional kepada media di Jakarta, hari ini menyebutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menerima Pangeran Haakon Magnus dan melakukan pembicaraan bilateral di Istana Merdeka.
Dalam pembicaraan bilateral tersebut, kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, juga akan dibahas isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama mengingat Norwegia merupakan salah satu mitra utama Indonesia di Eropa, termasuk dalam pengembangan kerja sama di bidang kehutanan dan lingkungan hidup.
"Pertemuan ini direncanakan untuk membahas peningkatan kerja sama di berbagai isu prioritas, antara lain lingkungan hidup, energi, perdagangan, dan investasi," katanya.
Dalam kunjungannya tersebut Pangeran Haakon Magnus didampingi oleh Putri Mette-Marit, serta sejumlah menteri dan pelaku bisnis Norwegia.
Menurut data Kementerian Perdagangan RI, volume perdagangan Indonesia dan Norwegia tercatat sebesar US$309 juta pada tahun 2011. Sedangkan pada kuartal kedua tahun 2012, volume perdagangan tercatat sebesar US$236 juta.
Selain mengadakan pembicaraan bilateral, Presiden Yudhoyono juga akan mengadakan jamuan santap siang untuk menghormati Pangeran Haakon Magnus dan Putri Mette-Marit.
Pangeran Haakon Magnus juga dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dan membuka bisnis forum dengan tema "Indonesia-Norway: Strategic Partnership in Business" yang diselenggarakan oleh Innovation Norway.
Selain Jakarta, delegasi Norwegia tersebut juga akan melakukan kunjungan ke Yogjakarta untuk bertemu Sultan Hamengkubuwono X dan menyampaikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada dengan tema 'Nurturing Tolerance and The Need for Dialogue'.
Sumber: Beritasatu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar